Kalsel.Radigfamedia.com, Hulu Sungai Tengah – Kabar baik datang dari sektor pertanian Hulu Sungai Tengah. Perum Bulog Kantor Cabang Hulu Sungai Tengah (HST) berhasil mencapai target serapan gabah dan beras untuk bulan April 2025. Capaian ini menjadi bagian dari upaya nasional dalam menjaga ketahanan pangan dan menstabilkan harga hasil panen di tingkat petani.
Hingga Rabu, 16 April 2025, Bulog HST telah menyerap 3.000 ton setara beras dari total target 3.200 ton. Sisa target yang belum terserap hanya sekitar 200 ton setara beras, atau 400 ton setara gabah.
“Kami tetap melanjutkan penyerapan meski target hampir 100% tercapai, karena fungsi Bulog adalah sebagai stabilisator. Selama belum ada instruksi berhenti, kami tetap serap hasil panen petani,” tegas Kepala Bulog HST, Muhammad Riza Wahyudi Al-Akram.
Dalam proses penyerapan, Bulog HST membeli Gabah Kering Panen (GKP) dari petani lokal dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sementara itu, beras hasil penggilingan mitra dibeli seharga Rp12.000 per kilogram.
Harga yang adil dan stabil ini memberikan kepastian bagi petani, terutama di tengah fluktuasi harga pasar yang kerap membuat resah.
Keberhasilan penyerapan ini tak lepas dari kolaborasi yang erat antara Bulog HST dengan petani, kelompok tani, dan penggilingan beras lokal. Kerja sama ini memastikan seluruh proses berjalan transparan, lancar, dan tepat waktu.
“Kami terus membangun sinergi dengan seluruh stakeholder agar proses penyerapan tidak terhambat. Ini penting untuk menjaga stok beras nasional, apalagi menjelang musim tanam dan periode rawan pasokan,” lanjut Riza.
Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa Bulog HST hadir bukan hanya sebagai lembaga logistik, tetapi juga sebagai mitra strategis petani dalam menjaga keseimbangan antara produsen dan konsumen.
Dengan pasokan beras yang terus terjaga di gudang dan harga yang stabil di tingkat petani, Bulog HST siap melanjutkan peran aktifnya dalam program stabilisasi pangan nasional.
“Ke depan, kami optimistis serapan bisa lebih maksimal, dan masyarakat tidak kekurangan beras. Kami ingin semua pihak merasakan manfaatnya, dari petani hingga konsumen,” pungkasnya.
Reporter: Nor Habibah Rahmah